Pages

Minggu, 27 Maret 2011

Pemrograman Visual

Pengertian Pemrograman Visual yang dipakai mau yang mana? Secara visual membuat program (setelah selesai “menggambar”, program langsung jadi) atau membuat program yang tampilannya mempunyai efek visual bagus — windows, panel, button, combo box, text box, etc?
Untuk yang kedua, contoh paling populer adalah Visual Basic dan Delphi. Keduanya mempunyai fasilitas untuk “menggambar” komponen visual yang sangat mudah. Pertanyaannya, apakah “menggambar” interface bisa disebut pemrograman? …. statement Rockes13 lebih banyak benarnya: “Klo saya pribadi seh lbh milih pke blueJ ketimbang yg laen…cz nuat pemahaman objek lbh bsa dimaksimalin… ” dan
Untuk yang masih gagap algoritma dan pemrograman (mayoritas!), IDE canggih seperti NetBeans malah bisa membuatnya makin OON, tak beda seperti orang yang baru datang dari desa diberi hape Blackberry yang canggih

ini ada tambahan
sumber: http://www.jug.or.id/node/9
JUG Indonesia – Fostering Java and Open Source in Indonesia
Submitted by joshua.java on Thu, 12/27/2007 – 15:45.

Ketika dulu saya kuliah banyak teman-teman saya yang mengabaikan Java dan memilih untuk tidak mempelajari dan menggunakan Java. Alasannya pada jaman itu sangat sederhana sekali: Java itu tergolong sulit (dibandingkan VB dan Delphi) dan Java itu berat. Memang hal yang sangat wajar sekali bagi seorang mahasiswa untuk berpikir pragmatis, mencari yang mudah digunakan dan ringan digunakan di komputernya. Jadi bisa dikatakan pada waktu itu saya living against the mainstream dan berjuang sendirian di kampus dengan Java. Namun justru karena kesukaan saya pada Java saya sempat beberapa kali diberi kesempatan untuk mengajar Java di beberapa kampus untuk mata kuliah Pemrograman Berorientasi Obyek.
Sekarang waktu telah lama berlalu dan Java sudah mengalami banyak kemajuan, setidaknya Java sudah tidak sesulit dulu lagi dan tidak seberat dulu lagi. Tapi pernahkah kita merenungkan walaupun ada banyak bahasa pemrograman lain selain Java (bahkan lebih mudah) namun Java memegang peranan yang paling penting bagi Indonesia?

Dengan tidak bermaksud merendahkan Indonesia, kita semua sadar kalau negeri kita adalah tergolong negara yang berkembang (alias belum tergolong maju). Terus apa hubungannya? Negara berkembang (seharusnya) akan lebih banyak menggunakan devisa-nya untuk sesuatu yang membuat negara-nya menjadi maju dan untuk sesuatu yang bisa menjadikan negara tersebut menjadi negara pencipta. Karena cuma orang bodoh saja yang tidak mau menjadi maju. Untuk menjadikan negara tersebut maju tentunya dibutuhkan banyak SDM yang cerdas, karena kemajuan suatu negara ditentukan oleh berapa banyak SDM-nya yang cerdas. Untuk menuju kesana maka sistem pendidikan dari negara tersebut perlu ditingkatkan terus menerus mengikuti kebutuhan jaman terkini.

Lalu dimana letak peranan Java bagi Indonesia? Java adalah bahasa pemrograman yang bisa didapatkan secara gratis bahkan source-code-nya pun sekarang sudah bisa kita dapatkan dan kita pelajari. Dengan kita bisa mendapatkan Java secara gratis, maka kebutuhan negara ini terhadap platform yang mencekik keuangan negara dapat kita kurangi sehingga pengalokasian devisa tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pendidikan dan buku-buku pelajaran dan uang sekolah gratis hingga tingkat perguruan tinggi (seperti di Jerman). Di sisi lain karena kita sudah bisa mendapatkan akses terhadap source-code Java maka kita bisa mempelajari Java dan bergerak menjadi negara innovator, bukan sekedar pengguna saja. Karena awalnya Jepang bisa menciptakan produk otomotif dan elektronik adalah dengan melakukan reverse engineering produk otomotif dan elektronik dari Amerika Serikat. Dengan demikian bukan tidak mungkin kita memiliki Silicon Valley sendiri.

Dulu kita sering menceritakan kepada rekan-rekan tentang bagaimana India sudah mengarah ke sebuah negara industri Teknologi Informasi dan banyak project dari Silicon Valley yang dikerjakan di India, tetapi sekarang gerakan yang hampir sama juga datang dari Asia Selatan, lebih tepatnya dari Sri Lanka. Sri Lanka bisa dikatakan berada dalam posisi yang sama dengan Indonesia, namun dengan tingkat awareness mereka mengenai posisinya, beberapa orang yang peduli dengan Sri Lanka membuat Lanka Software Foundation dengan harapan mereka bisa membuat software opensource untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap software yang proprietary. Salah satunya yang mereka hasilkan dan (termasuk) yang paling banyak digunakan adalah framework webservice Java bernama Axis2. Hal yang sama juga ditemukan di bagian Amerika Selatan, lebih tepatnya Brazil dengan motornya Sou Java. Teman saya dari Brazil yang merupakan ketua Sou Java menceritakan bagaimana Java banyak membantu pemerintahnya mengurangi pengeluaran terhadap penggunaan software proprietary di lingkungan rumah sakit, sekolah dan pemerintahan sehingga dana tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan disana.

Seperti kita lihat, kedua motor dari negara berkembang ini menggunakan Java sebagai platformnya. Hal yang serupa juga bisa Java lakukan untuk Indonesia, dengan dukungan para SDM-nya.

Lalu bagaimana dengan saya yang bergerak di enterprise? Saya sanggup membayar mahal platform proprietary tersebut dan tidak memiliki masalah dengan hal tersebut. Kalau memang itu adalah pilihan anda, maka tidak ada juga yang bisa memaksa anda untuk menggunakan Java. Namun ada baiknya apabila kita telaah lebih lanjut. Hampir mungkin bisa dikatakan platform tersebut dibuat bukan oleh bangsa Indonesia sendiri, yang berarti uangnya akan lari ke luar negeri. Sayang sekali bukan? Padahal negara lain seperti Jepang dan Jerman berusaha sekeras mungkin agar devisanya tidak lari ke luar negeri dengan sebanyak mungkin menciptakan barang-barang ciptaan mereka sendiri yang akhirnya membawa mereka ke titik yang maju seperti sekarang ini. Kapan kita bisa mempercayai software local buatan anak bangsa sendiri dan bagaimana anak bangsa bisa maju kalau bukan dari kita sesama bangsa Indonesia yang mendukung dan percaya pada mereka. Mungkin memang salah satu alasannya adalah karena kualitas software buatan Indonesia tidak sebagus buatan asing. Tapi kita tidak akan pernah mencapai titik kualitas terbaik kalau tidak dimulai dari yang jelek terlebih dahulu. Semua yang bagus pasti bermulai dari jelek dulu, dan seiring dengan waktu maka kita bisa belajar untuk terus memperbaiki yang jelek tersebut hingga menjadi bagus. Sesuatu yang bagus tidak akan pernah langsung menjadi bagus tanpa melalui titik jelek terlebih dahulu.

Apabila pihak enterprise bisa mempercayai software buatan lokal, maka akan banyak ISV local yang bertumbuhan, dan karena mereka sudah dipercayai oleh perusahaan di Indonesia bukan tidak mungkin mereka akan menjadi lebih percaya diri untuk mendapatkan project dari luar negeri atau menjual produk software mereka ke luar negeri. Seseorang yang ingin memulai sebuah ISV pun akan menjadi mudah selain karena enterprise di Indonesia sudah memberi kepercayaan, juga karena tidak butuh modal yang besar untuk menyediakan development platform yang halal dengan menggunakan Java, Linux, eclipse/Netbeans dan MySQL/Postgres. ISV tersebut pun dapat menyediakan solusi enterprise yang terjangkau untuk pihak enterprise yang disebutkan sebelumnya, sehingga pihak enterprise dapat menggunakan alokasi dananya untuk meningkatkan performa business-nya yang secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan negara Indonesia. Lagi-lagi Java memegang peranan penting disini bagi pihak ISV dan enterprise.

Saya bukanlah orang yang berkecimpung dalam pemerintahan ataupun enterprise, saya berkecimpung di dunia akademik, apa yang Java dapat berikan pada saya? Secara garis besar, pada umumnya di Indonesia universitas dan sekolah masih jauh dari yang dinamakan maju. Untuk kota-kota di luar Jakarta saya tahu banyak universitas yang tidak sanggup untuk membayar mahal sebuah platform yang tangguh dengan harga terjangkau. Walhasil barang seperti Sistem Informasi Akademik dianggap sebagai barang yang mahal, walaupun padahal sebenarnya tidak, apabila orang-orang tersebut aware akan keberadaan Java. Ataupun juga tidak dapat dipungkiri kalau di universitas-universitas tersebut untuk mengajarkan pemrograman visual banyak yang masih menggunakan platform bajakan. Kenapa kita sebagai institusi pendidikan mengajarkan hal yang tidak baik kepada anak didik penerus bangsa ini? Padahal hasil yang sama juga dapat dicapai dengan Java bahkan tanpa perlu bajak membajak. Disinilah peran institusi pendidikan untuk mempersiapkan SDM guna mencapai bangsa yang bisa menjadi bangsa innovator tersebut. Mempersiapkan SDM untuk pihak yang membutuhkannya seperti enterprise, ISV ataupun pemerintahan yang telah disebutkan tadi. Karena kalau SDM-nya tidak ada, maka kita tidak akan mencapai tujuan tersebut. Kalau bukan institusi pendidikan sendiri yang akan mempersiapkan mereka, lalu siapa lagi?

Kesimpulannya, Java membawa dampak positif dan keuntungan bagi pemerintahan, pendidikan dan dunia bisnis di Indonesia. Sesuatu yang saling berhubungan, cyclic sehingga membutuhkan sinergi antar semua pihak untuk Indonesia dapat bergerak ke arah negara innovator dan negara maju. Semoga anda dapat melihat gambaran besar dari semua ini dan bisa memposisikan Indonesia sedang berada disana saat ini. Bukan pekerjaan yang mudah memang, tapi tidak juga mustahil dan memang ada harga yang harus dibayar.

Lalu peranan JUG sendiri sebagai komunitas Java dimana? JUG sendiri sedang banyak berbenah guna menjadi komunitas yang menjadi motor untuk memajukan sektor teknologi informasi di Indonesia dengan inspirasi beberapa komunitas Java di negara-negara berkembang. Beberapa yang telah dilakukan oleh JUG Indonesia selain share ilmu di mailing list dan share ilmu di darat dengan mengadakan pertemuan bulanan, adalah membuat software opensource yang dapat digunakan oleh banyak pihak seperti:

1. Playbilling, sebuah billing internet berbasis web
2. Dewantara, sebuah sistem informasi untuk sekolah
3. Cimande, sebuah framework untuk bisnis
4. Projexion, sebuah tool untuk manajemen proyek dengan metodologi Scrum

Selain itu dalam waktu dekat rekan-rekan dari JUG Indonesia akan mengadakan JUG Codecamp yang berawal dari awareness rekan-rekan mengenai pentingnya Java bagi Indonesia untuk masa yang mendatang.

Bagi beberapa orang mungkin Java itu sulit dan masih ada platform lain seperti Java yang lebih mudah (walaupun tidak terlalu jauh), tapi sekarang mari kita tinggalkan cara berpikir seperti itu dan mulai lihat bagaimana Java dapat membantu Indonesia dan betapa pentingnya Java bagi Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar